Nisfu Sya’ban di Era Milenial

 Rindang Bachtiar, S.Pd.

Guy’s sekarang ini kita telah memasuki bulan sa’ban. Do you know? Bahwa bulan sa’ban adalah bulan sebelum Ramadhan yang mempunyai banyak berkah dan kebaikan, tetapi sering terlupakan. Nah, didalam bulan sa’ban terdapat Nisfu sa’ban, nisfu berarti pertengahan. Sehingga Nisfu sa’ban berarti pertengahan bulan sa’ban.

Nisfu sa’ban juga di kenal sebagai Laylatul Bara’ah atau Laylatun nisfe min sa’ban. “Nabi SAW bersabda, ‘Apabila tiba malam Nisfu Syaban maka sholatlah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya, karena rahmat Allah SWT akan turun ke langit dunia pada saat tersebut sejak terbenam matahari dan Allah SWT berfirman, ‘Adakah orang yang meminta ampun, maka akan Aku ampuni, adakah yang meminta rizki, maka akan kuberikan rizki untuknya, adakah orang yang terkena musibah maka akan Aku lindungi, adakah sedemikian, hingga terbit fajar.” (HR Imam Ibn Majah). Guy’s ini kesempatan yang sangat baik untuk kita bertobat dan berdo’a memohon ampun kepada Alloh. Kita manfaatin malam nisfu sa’ban tersebut untuk men delet  dosa kita yang sudah gak kehitung jumlanya. Kita angkat kedua telapak tangan kita untuk berdo’a agar diberi keberkahan rizki dan memohon perlindungan dari yang Maha Menguasai Alloh SWT. Ayolah guy’s kita pause dulu mobile legend nya, kita hentikan firfirenya kita pakai HP kita untuk membuka surat yasin, lalu kita membacanya.

Kita sebagai insan di era milenial yang sudah memasuki zaman 4.0 harus lebih concern kepada ibadah kita, kepada keimanan kita. Jangan hanya pola pikir dan gaya hidup kita saja yang menyesuaikan revolusi four point zero (4.0), tetapi keimanan kita, ibadah kita juga harus ikut di upgrade ke level tersebut. Biar tidak terjadi ketimpangan dalam kehidupan kita. Terlebih sekarang kita sudah diberi kemudahan untuk mengakses segala sesuatu termasuk yang berhubungan dengan agama melalui tehnologi. Kita sebagai anak GAUL (Generasi Alim Ulama) harus bisa memanfaatkan tehnologi untuk menambah wawasan kita mengenai ilmu agama.

Dan yang terakhir, pola pikir dan gaya hidup kita boleh saja mengikuti perkembangan zaman, tapi ibadah kita jangan sampai di lalaikan. Karena sejatinya kita sudah mempunyai pedoman hidup yang tak lekang oleh zaman yaitu Al Qur’an. Wallahua’lam bissowab..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *