Intermeso:

Madrasah digital yang dikembangkan adalah madrasah yang menyelenggarakan
pengelolaan pendidikan mengunakan aplikasi digital; menyelenggarakan pembelajaran TIK
dalam bentuk mata pelajaran, muatan lokal, atau ekstrakurikuler; menerapkan strategi,
sumber dan media pembelajaran berbasis TIK serta menerapkan aplikasi digital dalam sistem
penilaiannya (Konsep madrasah tersebut dapat disebut Smart madrasah). Dalam konsep
tersebut perangkat digital bukanlah tujuan melainkan alat bantu penunjang efektifitas dan
efisiensi.

Prinsip dasar dari digital school concept adalah migrasi data tradisional menuju data digital. Seluruh data yang sudah dialihkan menjadi data digital kemudian diintegrasikan secara penuh sehingga seluruh pelaksanaan sistem pendidikan sudah berbasis pada data digital.

Supaya memudahkan dalam pemahaman, konsep madrasah digital akan dibagi dalam 3 fase:

  1. Madrasah Digital 1.0

Pada fase awal ini, lembaga pendidikan sudah menghadirkan ruang kelas digital untuk mendukung proses belajar mengajar. Sejumlah fasilitas ICT standar mulai disediakan.

  • Beberapa hal penunjang yang terdapat pada fase ini misalnya:
  • Konten digital yang berkualitas sebagai bahan ajar guru.
  • Menyediakan proyektor dan perangkat komputer bagi guru pengajar.
  • Fasilitas lab komputer yang mumpuni.
  • Akses wifi di area madrasah.
  • Website official.

Pada dasarnya, madrasah konvensional sudah cukup banyak yang bertransformasi ke tahap ini.

  1. Madrasah Digital 2.0

Pada tahap ini, digitalisasi mulai diterapkan lebih menyeluruh. Interaksi digital juga akan berlangsung lebih massive. Untuk mencapai fase ini, perangkat software maupun hardware yang dibutuhkan akan lebih banyak lagi.

Beberapa hal tambahan untuk menuju fase ini diantaranya:

  • Learning Management System.
  • Perangkat smartphone (tablet) bagi siswa.
  • Papan tulis interaktif.
  • Materi pembelajaran dalam bentuk buku madrasah digital.
  • Konten pembelajaran digital yang interaktif.
  • School Management System

Pada fase ini, konsep madrasah digital mulai terlihat jelas praktiknya.

  1. Madrasah Digital 3.0

Pada fase ini, madrasah akan didorong lebih lagi untuk bisa 100% digital. Semua fasilitas pada fase-fase sebelumnya dioptimasi dan tema-tema digital mulai dimasukan menjadi bagian dari pembelajaran.

Beberapa hal yang dihadirkan untuk menunjang fase ini diantaranya:

  • Learning Management System dioptimasi untuk memenuhi pembelajaran abad 21.
  • School Management System yang lebih komprehensif memenuhi segala kebutuhan.
  • Penerapan kurikulum berbasis ICT.
  • Melaksanakan program pelatihan ICT bagi guru, untuk meningkatkan kompetensi guru.

Information and communication technologies atau ICT adalah suatu payung besar  yang di dalamnya mencakup semua peralatan teknis agar bisa memproses dan juga menyampaikan berbagai informasi penting.

ICT memiliki dua aspek penting, yakni teknologi informasi dan juga teknologi komunikasi. Teknologi informasi dalam hal ini mencakup berbagai hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantunya, memanipulasi, serta pengelolaan informasi yang ada.

 

Tahapan Program Madrasah Digital

  1. Perencanaan

Seluruh bagian dalam manajemen madrasah harus paham betul pentingnya transformasi digital ini bagi madrasah. Mengacu pada hal tersebut, visi menuju digitalisasi madrasah bisa mulai disusun. Dengan visi yang jelas, seluruh bagian dalam manajemen madrasah diharapkan bisa menyusun program yang sejalan.

Sebelum menyusun program, evaluasi dulu sumber daya madrasah. Cari tahu hal-hal potensial yang bisa didorong dan kelemahan-kelemahan yang bisa diatasi dengan pengaplikasian ICT di madrasah.

Pada tahap ini, penggunaan tools yang bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi bisa mulai dibiasakan.

  1. Pengaplikasian

Setelah program perencanaan sudah disusun, tahap selanjutnya adalah penyediaan infrastruktur ICT dan fasilitas penunjang lainnya. Seperti yang dibahas pada konsep madrasah digital, infrastruktur dan fasilitas yang dibutuhkan diantaranya:

  • Jaringan internet di lingkungan madrasah.
  • Tablet/smartphone untuk siswa.
  • Seluruh fasilitas untuk membentuk ruang kelas digital.
  • Resource digital untuk pembelajaran.
  • Penerapan sistem Blended Learning
  • Menerapkan Learning Management System & School Management System.

Secara umum, pengertian Learning management system (LMS) adalah perangkat lunak yang dirancang untuk membuat, mendistribusikan, dan mengatur penyampaian konten pembelajaran.

Untuk mengaplikasikan Learning Management System & School Management System, pihak madrasah dalam hal ini melalului sebuah aplikasi pembelajaran online yang dirancang oleh Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK), Kementerian Agama RI, sudah mendesain LMS secara Cuma-Cuma yang ditujukan untuk menunjang proses pembelajaran di Madrasah dari mulai Madrasah Ibtidayah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA), agar lebih terstruktur, menarik dan interaktif.
E-learning Madrasah memiliki 6 role akses diantaranya :

1.      Operator Madrasah (Administrator)

2.      Guru Mata Pelajaran

3.      Guru Bimbingan Konseling

4.      Wali Kelas

5.      Siswa

6.      Supervisor (Kepala Madrasah dan jajarannya)

 

Pada tahap ini, guru dan seluruh bagian dalam manajemen madrasah harus mempelajari bagaimana menggunakan setiap perangkat. Biasanya akan dilakukan pelatihan teknis untuk memahami cara kerja software & hardware penunjang.

Selanjutnya, para siswa yang dilatih dan dibiasakan untuk menggunakan sistem dan memanfaatkan fasilitas ICT yang sudah disediakan.

Supaya pelaksanaan program berjalan dengan lancar, pihak madrasah juga perlu menyediakan teknisi ICT untuk mengelola segala fasilitas yang ada.

  1. Pengembangan Kompetensi Guru

Pada tahap sebelumnya, seluruh guru dan staff mendapat pelatihan teknis berkaitan dengan penggunaan perangkat. Pada tahap ini, level pelatihannya harus dinaikan.

Guru tidak cukup hanya sekedar bisa menggunakan alatnya. Mereka juga perlu mendapat pelatihan untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi perangkat yang ada dan menguasai sejumlah skill pada bidang ICT.

Dengan naiknya kompetensi guru di bidang ICT, pelaksanaan praktik madrasah digital akan lebih optimal.

  1. Integrasi

Pada tahap ini, kurikulum harus mulai diperbaharui. Kurikulum harus sudah mengadopsi kebutuhan pendidikan 4.0. Tema-tema ICT juga wajib dimasukan jadi bagian dari kurikulum.

Setiap elemen, baik itu staff madrasah, guru, murid, maupun orang tua/wali murid kepentingannya sudah diakomodasi dengan baik menggunakan sistem yang berjalan.

  1. Transformasi

Pada tahap ini, sejumlah transformasi harus segera dilakukan, misalnya:

  • Peran guru yang sebelumnya sekedar menjadi penyampai materi pelajaran harus shifting menjadi fasilitator, pengarah, dan mitra belajar para siswa.
  • Aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa. Pembelajaran dipersonalisasi.
  • Lebih banyak menjalankan proyek untuk membiasakan siswa memecahkan masalah dan memicu kreatifitas untuk berkarya atau menemukan sesuatu.
  • Pembelajaran dilakukan secara kolaboratif.
  • Pihak madrasah bisa lebih aktif menjalin kemitraan dengan berbagai organisasi, lembaga, atau perusahaan demi meningkatkan value pendidikan di madrasah.

Tahapan-tahapan di atas adalah gambaran untuk membangun madrasah berbasis digital yang relevan dengan pendidikan 4.0. Prakteknya tentu saja tidak semudah kelihatannya.

Salah satu tantangan terbesar adalah masalah biaya. (@hry)

 

Referensi :

Ebook: Panduan Penyelenggaraan Madrasah Digital, Penyusun Tim Peneliti Pendidikan Agama dan Keagamaan Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, 2019

https://elearning.kemenag.go.id

https://pintek.id/blog/tahap-membangun-madrasah-digital

https://sevima.com/pengertian-learning-management-system

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *