Tradisi menulis, ujar Muhammad Siswanto, M.Pd.I., pada saat membuka Pembukaan Workshop Jurnalistik, Sabtu, 30 Oktober 2021, merupakan salah satu cita-cita beliau saat menapakan kaki pertama kalinya saat menjadi Kamad di MAN 4 Kebumen. Sebab dengan tradisi menulis tidak saja telah mengidupkan kembali tradisi keilmuan Islam yang pernah menacapai zaman keemasan hingga tujuh abad, tetapi belum juga hadir kembali dalam khasanah keilmuan Islam, khususnya Indonesia, sebagai umat terbesar di muka bumi. Problem mendasar diantaranya adalah keringnya semangat menulis, terlalu pragmatis oriented dan mindset pembelajaran yang cenderung berorientasi hafalan. Dengan adanya kegiatan workshop ini siswa diharapkan mampu menghasilkan suatu produk tulisan, baik tulisan ilmiah maupun karya sastera. Tradisi menulis bagi siswa merupakan keharusan sejarah karena dengan menghasilkan karya tulis tersebut nanti kita tidak saja bisa menghasilkan uang sendiri tetapi yang lebih krusial kita akan dikenang sepanjang masa oleh sejarah.
Problem utama yang dihadapi Indonesia yakni rendahnya penguasaan literasi yang dibuktikan melalui survei Programme for International Student Assessment (PISA). Survei menunjukkan Indonesia berada di posisi 60 dari 61 negara dalam penguasaan literasi. Padahal, tradisi literasi sangat bermanfaat dalam merealisasikan peran siswa dalam aspek pembangunan negara. Siswa memiliki kepribadian unggul dan mampu memahami pengetahuan serta teknologi untuk bersaing tidak saja secara lokal tetapi mampu bersaing secara global. Selain itu, siswamenjadi faktor penting karena memiliki semangat juang yang tinggi, solusi yang kreatif, dan perwujudan yang inovatif. Untuk bisa bersaing dengan negara lain, siswa harus mempunyai kemampuan yang dibutuhkan dunia dengan meningkatkan kualitas SDM. Kualitas SDM berarti kemauan dan kemampuan individu dalam menyerap ilmu dan teknologi yang kemudian dikembangkan dan diwujudkan. Oleh karena itu, salah satu langkah sederhana namun penting adalah menanamkan pentingnya literasi bagi siswa.
Mudah-mudah dengan adanya workshop literasi ini, yang diikuti oleh 23 siswa dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, mampu menhasilkan antologi (kumpulan karya siswa) dalam bentuk buku ujar Rusdi, M.A. selaku Ketua Panitia sekaligus motor penggerak lietrasi di MAN 4 Kebumen, yang telah banyak malang melintang di dunia jurnalistik. Bahkan diharapkan juga oleh Siswanto mempu memproduksi majalah berbasis digital yang dikelola oleh siswa. Karena ia sangat yakin akan kemampuan para guru MAN 4 Kebumen untuk mendorong siswa ke arah tersebut (red.mbah Har)