Oleh: Rohmudin, M.Ag*
Bisakah manusia hidup tanpa air? Mustahil. Tidak bisa. Para ahli dalam penelitian mereka menyebutkan bahwa tujuh puluh persen tubuh manusia adalah terdiri dari air. Manusia masih bisa bertahan hidup meskipun tidak makan dalam satu minggu namun kebutuhan air tubuhnya tercukupi. Namun tanpa air, manusia tidak bisa bertahan hidup dalam waktu satu minggu itu. Demikian kata para ahli.
Air memang menjadi kebutuhan pokok yang tidak hanya diperlukan untuk memasak, mencuci, berwudhu dan kebutuhan minum. Tetapi Allah Swt menciptakan air serta menjadikannya sarana perantara untuk menghidupkan bumi yang awalnya masih merupakan gumpalan panas karena dipenuhi gas. Dalam surat Al-Baqarah ayat 164, Allah Swt berfirman:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”
Ayat di atas secara gamblang menjelaskan bahwa bumi yang awalnya mati atau tidak bisa ditumbuhi tetumbuhan karena masih berisi gas panas kemudian ‘disiram’ oleh Allah Swt melalui air hujan. Sehingga sesudah itu bumi pun mampu ditumbuhi berbagai macam tumbuhan dan menjadi tempat yang cocok untuk manusia. Hal ini menunjukkan bahwa asal muasal bumi ini bisa hidup dan ‘memberikan’ kehidupan bagi segala makhluk di dalamnya tidak lain karena air. Maka bisa dibayangkan bahwa bumi akan kembali menjadi panas, tidak bisa menjadi tempat kehidupan manakala bumi kekurangan stok air untuk dimanfaatkan oleh manusia, hewan dan tumbuhan.
Memang benar bahwa di bumi ada lautan. Namun air laut kurang cocok jika digunakan untuk kebutuhan hidup manusia. Belum lagi tidak semua orang bertempat tinggal di dekat lautan sehingga akan sangat kesulitan seandainya tidak ada sumber air lainnya seperti hujan, mata air dan sebagainya. Saat ini kita bisa merasakan, akibat kemarau panjang yang melanda beberapa daerah dan negara di dunia, banyak orang kekurangan air bersih. Sumber mata air jadi kering akibat kemarau. Volume air sungai dan waduk semakin menipis sehingga hasil panen gagal dan banyak orang harus mengeluarkan uang lebih banyak lagi untuk sekadar mendapatkan air bersih.
Atas terjadinya peristiwa kemarau panjang yang terjadi saat ini, banyak pelajaran yang dapat kita petik bersama. Pertama, dengan adanya musim kemarau panjang ini secara tidak langsung memberikan peringatan kepada kita untuk menjaga lingkungan kita sebaik-baiknya agar sumber mata air yang ada di sekitar kita tidak rusak. Rusaknya sumber mata air dan mudahnya sumber mata air mengering salah satunya disebabkan oleh penebangan pohon atau hutan.
Pepohonan memberikan banyak manfaat bagi manusia. Salah satu manfaat pepohonan adalah menjaga sumber mata air yang ada di bawah bumi agar tidak mudah mengering akibat terpaan sinar matahari. Karena itu, kita dilarang menebang pohon sembarangan dan seandainya harus menebang pohon untuk suatu keperluan, dianjurkan menanam kembali penggantinya agar sumber mata air yang ada di bawahnya tetap terjaga.
Kedua, adanya musim kemarau juga mengingatkan kita agar menggunakan air dengan bijak, tidak membuang-buang air secara percuma, dan tidak boros dalam penggunaan air. Salah satu tindakan kurang bijak dalam menggunakan air antara lain adalah ketika kita minum air kemasan tapi tidak menghabiskannya dan justru membuangnya secara percuma. Pada saat mandi atau mencuci kita juga perlu menggunakan air secara efektif, termasuk mematikan kran air jika tidak sedang diperlukan. Tindakan-tindakan sederhana seperti di atas sangat berguna untuk menjaga air di bumi kita.
Islam sangat mencela tindakan membuang-buang sesuatu atau boros. Sifat boros tidak hanya berkaitan dengan masalah harta benda atau uang. Namun menggunakan air melebihi kebutuhan kita bisa dikategorikan pula sebagai tindakan boros. Di dalam surat Al-Isra’ ayat 27, Allah Swt berfirman, ‘Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya’.
Sebagai umat Islam, kita memiliki kewajiban untuk selalu menjaga bumi tempat di mana kita bisa melaksanakan ibadah kepada Allah Swt. Salah satu cara menjaga bumi ini adalah dengan menjaga sumber mata air yang sangat diperlukan bagi kita, baik dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup kita maupun kebutuhan ibadah kita. Semoga kemarau ini bisa segera berakhir dan semoga peristiwa kemarau panjang ini dapat memotivasi kita untuk selalu ingat kepada Allah Swt, beribadah kepada-Nya dan yang tidak kalah penting dapat mengubah kebiasaan buruk kita dalam memanfaatkan air. Wallahu A’lam.
Rohmudin, M.Ag, guru Alquran-Hadis MAN Kebumen