LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai pulau yang membentang
dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu, Indonesia memiliki banyak
keanekaragaman yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Salah satunya
keanekaragaman sosial budaya dalam hal kearifan lokal yang harus tetap di
lestarikan agar tidak hilang di telan zaman. Karena setiap kebudayaan
menggambarkan ciri khas dari masing-masing masyarakat dari daerah tertentu.
Selain itu kearifan lokal juga selaras dengan nilai-nilai pancasila. Hal itu
disebabkan karena Pancasila adalah hasil perpaduan nilai-nilai budaya Indonesia
dan konsep-konsep perjuangan nasional yang terbentuk selama berabad-abad.
Pancasila juga diartikan sebagai sebuah ideologi yang mencerminkan jati diri dan
karakteristik bangsa Indonesia, yang melibatkan keragaman dan prinsip keadilan
(bpip.go.id, 2022).
Oleh karena itu, nilai-nilai kearifan lokal terintegrasikan ke dalam nilai
Pancasila. Penting bagi generasi muda khususnya gen-z dan alpha untuk
melestarikan kearifan lokal Indonesia. Gen-z dan alpha hidup di era digital yang
teknologinya berkembang sangat pesat. Mereka dapat memanfaatkan teknologi
khususnya bidang komunikasi untuk menggali pemahaman mengenai nilai-nilai
kearifan lokal sebagai penerapan dari Pancasila. Salah satunya dengan
menggunakan podcast sebagai media baru dalam konsumsi informasi atau konten
untuk masyarakat.
Podcast adalah media audio visual yang populer di kalangan generasi z dan alpha
saat ini. Menurut Elisa Shearer, dkk (2023) podcast digunakan oleh orang-orang
Amerika sebagai rutinitas, media hiburan, belajar, mengikuti trend, motivasi,
mendapatkan informasi dll. Bukan hanya terjadi di Amerika namun, podcast juga
sudah banyak didengar di Indonesia. Podcast ini bisa dimanfaatkan untuk sharing
informasi mengenai kearifan lokal sebagai penerapan pancasila dengan sasaran
audience ialah gen-z dan alpha. Diharapkan gen-z dan alpha dapat melestarikan
kearifan lokal yang ada di Indonesia menggunakan berbagai media yang sedang
diminati oleh sebagian besar kalangan mereka yang diberi nama dengan podcast
Z-Pha (Generasi Z dan Alpha).
Salah satu kearifan lokal masyarakat Indonesia lebih khususnya suku Jawa adalah
kenduri. Kenduri adalah tradisi masyarakat suku Jawa yang identik dengan acara
kumpul bersama dengan warga sekitar yang ditandai dengan hidangan khasnya,
bertujuan sebagai pengungkapan rasa syukur kepada Tuhan YME atau untuk
sarana memperingati suatu peristiwa. Kenduri ini perlu diajarkan ke anak-anak
generasi sekarang karena era yang mereka alami adalah era modernisasi. Era
modernisasi membawa begitu banyak dampak pada segala aspek kehidupan anak
muda saat ini, terutama dalam gaya hidup dan pemikiran mereka. Kebanyakan
dari kalangan mereka cenderung lebih suka dan memiliki minat yang lebih besar
pada hal-hal yang sedang trend saat ini sehingga banyak orang yang mengikuti hal
tersebut. Itu bisa menggeser dan mengikis nilai nilai kearifan lokal pada generasi
selanjutnya. Sehingga, budaya kenduri perlu diajarkan ke anak-anak generasi
sekarang agar nilai-nilai budaya suku Jawa tetap lestari dan berkembang di era
modernisasi ini. Oleh karena itu, kami mengusung penelitian tentang internalisasi
nilai-nilai kearifan lokal kenduri untuk meningkatkan jiwa nasionalisme melalui
podcast Z-Pha.
PEMBAHASAN
Kearifan lokal adalah sekumpulan pengetahuan, nilai, dan praktik yang
diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi selanjutnya. Generasi
sebelumnya mengajarkan kearifan lokal pada generasi yang baru sehingga
generasi yang baru berperan untuk melestarikan kearifan lokal. Hal Ini disebabkan
karena kearifan lokal adalah harta karun yang terbentuk dari pengalaman hidup
masyarakat dalam berinteraksi dengan lingkungan alam dan sosial. Kearifan lokal
juga mengandung nilai-nilai luhur yang menjadi pedoman hidup. Melestarikan
kearifan lokal berarti menjaga identitas budaya dan keberlanjutan lingkungan.
Kearifan lokal di Indonesia mengandung beberapa unsur kehidupan seperti
pendidikan sebagai pedoman hidup, kearifan lingkungan sebagai infrastruktur
pembangunan keberlanjutan, nilai-nilai luhur sebagai pembentukan moral
makhluk sosial, dan pariwisata sebagai wisata yang menampilkan kekhasan suatu
daerah.
Globalisasi adalah penyebaran dampak dari berbagai negara di dunia ini. Mulai
dari budaya, ilmu pengetahuan, dan pemahaman filosofis yang mulai merambah
ke berbagai negara-negara lain (Ramadhan, Syaifi, Arsalan, dan Fitriono, 2022).
Globalisasi membawa beberapa dampak bagi gen z dan alpha, diantaranya adalah
yaitu memperluas pengetahuan tentang berbagai budaya dan trend dunia,
mendorong kreativitas dan inovasi, memudahkan akses informasi dan komunikasi,
meningkatkan kesadaran dalam kehidupan yg beragam dan lain-lain.Namun,
globalisasi juga berpotensi menggeser minat gen z dan alpha terhadap kearifan
lokal tradisional para leluhur Indonesia. Mereka akan lebih tertarik pada budaya
pop dan budaya barat modern yang serba instan. Hal tersebut dapat memicu
tumbuhnya asimilasi budaya yang dapat mengancam kelestarian kearifan lokal
Indonesia. Padahal, dalam pembangunan berkelanjutan nilai-nilai kearifan lokal
adalah pondasi utama dalam pembentukan karakter dan jati diri penerus bangsa.
Kearifan lokal merupakan cerminan identitas sebuah bangsa. Untuk itu kita perlu
melestarikannya, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pelestarian
berasal dari kata ” lestari ” yang berarti tetap seperti keadaan semula. Dan
mendapatkan imbuhan ”pe dan an ” yang berarti proses, cara, perbuatan
melestarikan, perlindungan dari kemusnahan atau kerusakan, pengawetan,
konservasi. Dengan melestarikan kearifan local artinya,kita menjaga keunikan dan
kekhasan budaya dan dapat membangun masyarakat yang lebih tangguh untuk
menghadapi perubahan zaman. Melalui pelestarian kearifan lokal secara konsisten
kita dapat menjaga kearifan lokal Indonesia agar tetap berkembang. Salah satu
cara melestarikan kearifan lokal adalah dengan memberikan sebuah kontribusi
positif, bisa dimulai dari budaya yang ada di daerah kita salah satunya adalah
tradisi kenduri.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kenduri berarti perjamuan makan
untuk memperingati peristiwa, meminta berkah, dan sebagainya. Kenduri
merupakan kearifan local masyarakat jawa sebagai bentuk rasa syukur masyarakat
kepada tuhan YME. Tujuannya meminta kelancaran atas segala sesuatu yang
dihajatkan dari sang penyelenggara yang mengundang orang-orang sekitar untuk
datang yang dipimpin oleh orang yang dituakan atau orang yang memiliki
keahlian dibidang tersebut. Biasanya kenduri dilakukan oleh laki-laki pada malam
hari setelah shalat maghrib. Dulu kenduri merupakan kegiatan yang sangat di
tunggu-tunggu oleh setiap orang. Karena dari kenduren mereka bisa mendapat
makanan selain itu dengan adanya kenduri mereka jadi bisa berkumpul dan
bertukar pendapat dengan orang lain. Kenduri juga dihadiri selurh kepala keluarga
atau anak laki-laki di suatu desa. Namun seiring berkembangnya zaman Kenduri
hanya di hadiri oleh setiap kepala keluarga di suatu daerah. Apalagi di era
globalisasi seperti sekarang, peran gen z dan alpha sangat rendah dalam kegiatan
kenduri. Mereka lebih memilih untuk berdiam diri di rumah sambil bermain
gadget mereka masing-masing di bandingkan harus bertemu dengan orang
banyak. Hal itu patut kita prihatinkan. Untuk itu kita perlu membangun semangat
gen z dan alpha agar mau ikut serta dalam kegiatan pelestarian kearifan local salah
satunya dengan ikut kenduri.
Peran gen z dan alpha dalam pelestarian budaya kenduri bisa dengan praktik
langsung dalam kehidupan sehari-hari ataupun dengan cara mempopulerkan atau
memperkenalkannya melalui platform digital yang ada seperti sekarang.
Contohnya melalui media podscast yang menjadi minat banyak anak muda saat
ini. Dengan semangat dan kreativitas yang mereka miliki mereka dapat lebih
mudah memperkenalkan kearifan local. Dengan menggunakan media podscast
mereka bisa lebih efektif dalam menjangkau orang-orang. Hal ini dikarenakan gen
z dan gen alpha sangat melek dengan teknologi dan cepat menyerap pembelajar.
Selain itu, gen z dan gen alpha juga bisa menuangkan ide kreatifnya dalam
penyajian hidangan acara kenduri, mengulik makna dibalik tradisi kenduri pada
generasi sesudahnya, menggabungkan budaya kenduri dengan trend yang kekinian
seperti acara makan makan dengan disisipi irama lagu sebagai pengiring doa tanpa
menghilangkan esensi budaya kenduri dan menuliskan artikel atau blog tentang
sejarah dan makna budaya kenduri . Hal tersebut menumbuhkan rasa cinta dan
bangga terhadap budaya kenduri, serta dapat lebih menghayati makna makna
dibalik budaya kenduri
Acara kenduri seringkali diadakan sebagai bentuk rasa syukur. Namun, ternyata
kenduri juga mengandung nilai nilai pancasila dalam praktiknya. Sila ketuhanan
yang maha esa terlaksana ketika niat mengadakan kenduri berlandaskan rasa
syukur atas rezeki yang diberikan olehnya. Sila kemanusiaan yang beradab
terwujudkan ketika saling menghormati dan berbagi kebaikan selama kenduri
berlangsung. Sila persatuan indonesia tercermin ketika gotong royong yang
menjadi salah satu ciri khas kenduri. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan terlihat ketika musyawarah
untuk mencapai kesepakatan bersama saat acara kenduri. Sila keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia terlaksana ketika seluruh warga ikut serta dalam acara
kenduri dan mendapatkan bagian yang sama rata. Dengan demikian, dalam acara
kenduri tidak hanya sekedar acara makan makan tetapi juga menjadi sarana
mempererat tali silaturahmi dan memperkokoh nilai nilai budaya kebangsaan.
Melalui kenduri, warga dapat mengenal pentingnya rasa syukur kepada Tuhan
YME, belajar menghormati dalam hal kebaikan, memperkuat kesatuan melalui
gotong royong, menghargai pendapat orang lain dalam diskusi, dan meningkatkan
nilai keadilan dalam kebersamaan. Kenduri ini memiliki nilai-nilai keagamaan
yang sangat kuat, sehingga acara ini bisa menjadi sarana untuk meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan masyarakat Jawa. Oleh karena itu, kenduri bukan hanya
sekadar acara perayaan, tetapi juga sebuah upacara adat yang memiliki nilai-nilai
sosial dan keagamaan yang tinggi.
Dalam pengimplementasiannya, podcact Z-pha ini akan bekerja sama dengan
berbagai pihak, diantaranya adalah:
1. Tokoh-tokoh masyarakat
Tokoh-tokoh masyarakat dijadikan sebagai narasumber karena biasanya
tokoh-tokoh masyarakat memiliki pengetahuan yang mendalam tentang
tradisi kenduri, baik makna dibalik tradisi kenduri maupun sejarah dari
tradisi kenduri dan perkembangan tradisi kenduri itu sendiri. Serta
menjelaskan setiap tata cara pelaksanaan kenduri, dari mulai penyiapan
hidangan kenduri, tujuan kenduri, doa bersama dan pembagian hidangan
kenduri di daerah masing-masing.
2. Kyai
Kyai berperan untuk memberikan pandangan secara agama mengenai
tradisi kenduri. Kyai juga berperan dalam menjelaskan hukum tradisi
kenduri menurut sandaran ayat atau hadist, melandaskan kenduri semata-
mata untuk bersyukur kepadaNya, mengajarkan berbagi kepada sesama,
mempererat tali silaturahim, menentukan tata cara mulai dari pemilihan
bacaan doa yang di lantunkan, hingga tata cara penyajian makanan dengan
memperhatikan adab ketika menjamu tamu, serta kyai juga akan
memberikan penjelasan bahwa dalam praktik kenduri tidak boleh
menyimpang dari ajaran agama dan berniat selain untuk bersyukur Tuhan
YME.
3. Akademisi
Akademisi berperan dalam menjelaskan tradisi kenduri dengan
menggunakan metode ilmiah untuk menganalisis dari berbagai perspektif.
Mereka juga melalukan pengumpulan data dengan berbagai cara yang
relevan, kemudian dianalisis dengan dua metode penelitian. Hal itu
dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari dan memahami tradisi
kenduri, menganalisis bagaimana kenduri bisa memperkuat identitas
sosial, serta mengungkap makna simbolis juga nilai-nilai yang terkandung
dalam tradisi kenduri kemudian, mempublikasikan tulisan ilmiah tentang
data-data akurat yang telah terkumpul.
4. Tim Jurnalistik
Tim jurnalistik berperan untuk membantu mempersiapkan sarana dan
prasarana yang di gunakan untuk melakukan podcast Z-pha. Jurnalistik
juga membantu dalam proses pembuatan skenario podcast, mengatur tata
letak kamera, microfon, perangkat rekaman, perangkat lunak editing,
menyeting latar podcast yang menarik, serta membantu mendistribusikan
di berbagai platform dan sosial media.
5. Siswa Madrasah
Siswa madrasah dijadikan sebagai sasaran pendengar podcast Z-pha yang
dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat, kyai, dan akademisi serta diliput
oleh tim jurnalistik. Siswa madrasah bukan hanya berperan sebagai
pendengar pasif, tetapi juga mereka diharapkan sebagai generasi penerus
yang akan membawa tradisi kenduri ini ke masa depan tanpa
menghilangkan tradisi aslinya. Dengan adanya podcast Z-Pha ini siswa
madrasah dapat memperluas pengetahuan tentang warisan budaya suku
Jawa, menjadi penanya yang kritis dalam menggali nilai-nilai budaya suku
Jawa, dan menjadi duta budaya dalam menyebarkan tradisi suku Jawa ke
masyarakat sekitar.
KESIMPULAN
Podcast sebagai media yang popular di kalangan gen z dan alpha dapat menjadi
alat yang efektif untuk menginternalisasikan nilai-nilai kearifan lokal kenduri.
Podcast ini berisi ajakan kepada pendengar khususnya gen z dan alpha untuk
mengikuti perjalanan waktu dan menelusuri asal usul tradisi kenduri suku jawa.
Walaupun terjadi modernisasi, kearifan lokal seperti kenduri harus tetap di
lestarikan. Untuk itu, melalui media podcast nilai-nilai kearifan lokal yang
terkandung dalam tradisi kenduri suku jawa dapat diinternalisasikan menjadi lebih
baik sesuai gaya hidup dan pemikiran mereka di era modernisasi. Selain untuk
melestarikannya, menerapkan kearifan lokal kenduri juga berarti menjalankan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Internalisasi nilai-nilai kearifan lokal
kenduri melalui podcast merupakan cara yang tepat untuk memperkuat jiwa
nasionalisme generasi muda saat ini.
*). Disusun oleh: 1.Tasya Wijayanti dan Judith Isma Almasfauziyah
DAFTAR PUSTAKA
Silvia Novitasari (2023) : Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila sebagai Upaya
Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Bangsa
https://www.researchgate.net/profile/Silvia-Novitasari-
2/publication/370778217_Pemahaman_Nilai-
Nilai_Pancasila_sebagai_Upaya_Memperkuat_Persatuan_dan_Kesatuan_Bangsa/l
inks/646312d44353ba3b3b699ba1/Pemahaman-Nilai-Nilai-Pancasila-sebagai-
Upaya-Memperkuat-Persatuan-dan-Kesatuan-Bangsa.pdf
Elisa Shearer, dkk (2023) : Podcasts as a Source of News and Information
https://www.pewresearch.org/wp-
content/uploads/sites/20/2023/04/PJ_2023.04.18_Podcasts_FINAL.pdf
Ramadhan, Syaifi, Arsalan, dan Fitriono (2022) : Peranan Pancasila Di Era
Globalisasi
https://jurnalintelektiva.com/index.php/jurnal/article/view/870
https://bpip.go.id/berita/ideologi-pancasila-di-era-milenial